Saturday, September 21, 2019

RUANG HIDUP SEBUAH KOPI

RUANG HIDUP SEBUAH KOPI



Saya adalah pecinta kopi, rasanya tanpa kopi saya tidak mungkin bisa menyelesaikan aktivitas saya seharian. Setelah dirapalkan berulang-ulang, saya tetap masih tidak sadar betapa kopi adalah treasure. Ibaratnya Kopi itu ruang hidup baru. Kenapa saya sebut ruang hidup?

Pernah suatu kali saat liburan semester saya bereksperimen untuk mencoba bekerja di sebuah warung kopi di pinggir jalan dan cafe ternama di sebuah kota. Hanya untuk membuktikan perbedaan management system & strategy ,minuman kopi, budaya ngopi di warkop pinggir jalan dan kedai kopi bermerek seperti Starbucks, Dunkin Donuts, J.Co, atau kedai kopi lainnya yang elite di mall.  Memang benar berbeda, kedai kopi bermerek lebih variatif menunya—cappuccino, americano, mochaccino, dan manajemen - tempatnya lebih tertata sementara di warkop ya kopi hanya kopi. Tapi, ada satu persamaan kopi di mana pun ia disajikan, yakni kopi mengundang obrolan bagi penyesapnya. Kopi menghilangkan suasana kaku dan membuat santai, kemudian membuka dan mengalirkan percakapan.

Ada beberapa stimulus yang membuat saya berfikir dan berkarya lewat kopi adalah media informasi – expresi dan pembelajaran salah satu contoh yaitu lembaga pendidikan siswa/mahasiswa diajari bahwa matahari terbit dari Barat. Asal – usul seluruh ilmu, pengetahuan, penemuan, teknologi dan peradaban adalah Barat. Semua yang di Timur itu bodoh, melarat, kumuh, kampungan, bloon, bego, tidak percaya pada diri sendiri. Maka penduduk timur harus di beradapkan, harus dijajah untuk dijadikan civilized, diajari pakai kancut, celana, jas, dasi. Sebagaimana segelas kopi menjadi media pembelajaran bagi penikmat kopi untuk bisa menemukan dirinya dalam kesejatian.

Memanfaatkan kopi sebagai media untuk dampak yang lebih nyata. Menurut saya bahwa ada benang merah antara kopi dan seni. Budaya ngopi membuka ruang hidup dan mendukung orang-orang muda kreatif dengan menampilkan karya yang ‘berbicara’ tentang betapa luar biasanya Indonesia. Lewat menempatkan karya-karya seniman muda di dinding sekeliling tempat duduk sehingga pengunjung bisa menikmati karya sambil menikmati kopi kesukaannya. Bukan hanya mengapresiasi karya seni, mutualisme kopi dan seni mendorong seniman untuk konsisten berkarya tanpa takut tidak mendapatkan tempat di Indonesia

Dari pengalaman saya pernah bekerja dan penikmat kopi saya beranggapan mempunyai visi – misi menjadi owner sebuah kedai kopi dengan inovasi pelayanan yang belum disentuh kedai lainnya yaitu menciptakan pengalaman ngopi pelanggan yang selalu dikenang , Secara sederhana jawabannya terletak pada kejutan emosional dan kebahagiaan. Terutama membuka ruang hidup bagi anak muda kreatif dengan menempatkan karya-karyanya di kedai serta tempat ngopi yang menfasilitasi pelanggannya dengan kertas gambar / tulis sehingga pelanggan bisa berkreativitas menggambar atau menulis sesuka hati atau dengan sentuhan teknologi seperti laptop dan sebagainya secara gratis

Tidaklah mungkin seseorang suka mengkonsumsi sesuatu tanpa rentetan kisah dibelakangnya

Keyword : Hidup, Karya, Bisnis, Budaya, Passion, Seni, Informasi, Hobby, Expresi.