Friday, February 2, 2018

Di Universitas - MATAHARI TERBIT DARI BARAT


MATAHARI TERBIT DARI BARAT




Di universitas mereka diajari bahwa matahari terbit dari Barat. Asal – usul seluruh ilmu, pengetahuan, penemuan, teknologi dan peradaban adalah Barat. Semua yang di Timur itu bodoh, melarat, kumuh, kampungan, bloon, bego, tidak percaya pada diri sendiri. Maka penduduk timur harus di beradapkan, harus dijajah untuk dijadikan civilized, diajari pakai kancut, celana, jas, dasi, dengan busa mulut yang bermuatan bahasa Barat meskipun sepotong – sepotong. 300 tahun sudah penduduk Timur dicuci otaknya, disirnakan kepribadiannya, dipendam sejarah masa silamnya, diperbudak trilogi politik perekonomian dan kebudayaannya. 

Bangsa Indonesia Jawa yang untuk satu peristiwa kecil punya sebutan tibo, rutuh, njungkel, nggeblag, nylorot, njengkang, kesosor, njungkir, nyungsep dst merasa lebih bodoh dan tertinggal dari bangsa yang hanya punya satu kata falling down untuk peristiwa yang sama. Bangsa yang peradabannya suadah mencapai detail pari, gabah, beras, sego, memperbudak dirinya kepada bangsa yang hanya kata rice. Bangsa Indonesia tiba – tiba bikin Negara dan Republik, karena tidak berani mencari dan menjadi dirinya sendiri. Kaum intelektual berpikir bahwa kerajaaan itu kuno, otoriter dan diktator. Seakan – akan bisa diselenggarakan kehidupan bersama tanpa otoritas dan diktat hukum. 
Otoritarianisme dan diktatorisme adalah suatu tata kehidupan dimana rakyat tidak memiliki daya tawar atas kedaulatannya. Hari ini rakyat Indonesia tidak punya bargaining power terhadap wakil-wakilnya sendiri, terhadap Presiden dan seluruh jajaran pemerintahannya. Kalau yang otoriter-diktator hanya satu Raja dan sejumlah ponggawa, agak sederhana caranya melawan. Tapi kalau yang diktator adalah Presiden dengan sekian premannya, sekian Menteri dengan ratusan dan ribuan pegawai jajarannya, Dewan Perwakilan yang berlapis – lapis sampai ke strata bawah, dst – sangat ruwet dan butuh ekstra energi memberontakinya. 

Kalau dalam kerajaan, Diktatornya sendirian. Kalau dalam Republik Demokrasi, diktatornya rombongan.